BIBIT BIDARA PEKANBARU RIAU

سْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Senin, 07 Juni 2021

9 Manfaat Daun Bidara: Sembuhkan Luka hingga Turunkan Kolesterol

 

Punya bentuk pohon dan buah kecil unik, manfaat daun bidara ternyata luar biasa bagi kesehatan. Cara menggunakannya pun mudah.

Bidara merupakan tanaman yang biasanya memiliki ukuran sedang. Pohon ini bisa tumbuh dengan pesat dan subur, bahkan mampu beradaptasi dengan kondisi kering.

Beberapa penampilan mencolok dari tanaman bernama latin Ziziphus mauritiana ini adalah buahnya yang berukuran kecil namun lebat. Serta daunnya yang unik dengan bentuk membulat. Nah, bagian yang terakhir disebut inilah yang sering dimanfaatkan.

Daun bidara biasa digunakan sebagai ramuan tradisional herbal untuk mendukung kesehatan tubuh. Hal ini sudah cukup umum bagi masyarakat Indonesia. Sebelum mengenal lebih jauh khasiatnya, simak beberapa fakta menarik berikut ini:

  • Pohon bidara bisa tumbuh hingga belasan meter dan dipenuhi buah mungil di hampir setiap tangkainya.
  • Bidara dikenal dengan berbagai nama, seperti widara (Sunda), dara (Jawa), bukol (Madura), rangga (Bima) hingga kalangga (Sumba).
  • Daun bidara dipercaya mampu mengusir pengaruh sihir dan jin.
  • Air yang dicampur dengan daun bidara biasa digunakan untuk memandikan jenazah dan menghilangkan najis.
  • Banyak manfaat yang didatangkan dari tanaman bidara, baik itu dari daun, buah, biji hingga akarnya.

Khasiat Daun Bidara untuk Kesehatan

Pemanfaatan daun bidara untuk kesehatan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Bisa diolah menjadi ramuan dengan mudah di rumah atau jika tak ingin repot, kamu bisa mengandalkan produk ekstrak daun bidara.

Khasiat daun bidara telah dikenal luas, mulai dari mempercepat penyembuhan luka, menyehatkan sistem pencernaan hingga ampuh menurunkan kolesterol. Berikut manfaat lengkapnya:

1. Menyembuhkan Luka Lebih Cepat

Berkat sifat yang antiinflamasi, ramuan daun bidara bisa membantu untuk mempercepat bagian tubuh yang terluka. Sifatnya yang juga antibakteri memastikan luka terhindar dari infeksi.

Selain itu, daun dari tanaman bidara juga dapat menghilangkan bekas luka. Karena kemampuannya yang mendukung regenerasi kulit di bagian bekas luka.

Untuk memanfaatkan khasiat yang satu ini, kamu hanya perlu merebus air dengan daun bidara. Lalu oleskan pada bagian luka secara hati-hati.

2. Mengatasi Jerawat di Wajah

Dengan sifatnya yang antiinfalmasi pula kandungan daun bidara bisa membantu mengatasi masalah jerawat pada wajah. Caranya pun tidak sulit.

Ambil beberapa lembar daun bidara. Bersihkan dan tumbuh hingga halus. Kemudian tambahkan lemon hingga merata.

Jika sudah jadi, oleskan ramuan tersebut ke bagian muka yang berjerawat dan diamkan hingga kering. Setelah itu bilas dengan air bersih.

3. Meredakan Penyakit Flu

Kandungan di dalam daun bidara diketahui sanggup untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan virus secara efektif, termasuk kuman penyebab flu.

Untuk mengatasi flu, kamu bisa mengandalkan produk minyak daun bidara. Cukup konsumsi beberapa tetes dan sambil perbanyak minum air putih.

4. Membantu Mengobati Diabetes

Kandungan di dalam daun bidara mampu mengikat kadar gula berlebih dalam darah. Hal ini berdampak baik untuk mencegah maupun mengobati beberapa tipe penyakit diabetes.

5. Memperkuat Tulang dan Gigi

Daun bidara juga mengandung kalsium dalam jumlah yang lumayan untuk membantu menyehatkan dan memperkuat tulang maupun gigi. Sehingga terhindar dari kerapuhan tulang di usia tua.

6. Menyehatkan Pencernaan

Mengonsumsi rebusan daun bidara bisa membantu memperlancar sistem pencernaan dan membantu proses pengeluaran racun di dalam tubuh. Dengan begitu, infeksi dalam saluran cerna bisa dihindari.

7. Meringankan Masalah Wasir

Bagi yang mengidap gangguan wasir, pasti akvtivitas sehari-hari akan terganggu karena rasa tidak nyaman.

Untuk meringankan masalah ini, coba rebus air dengan beberapa daun bidara. Pengobatan secara eksternal juga bisa dengan menumbuk halus daunnya dan dibalurkan.

8. Menurunkan Kolesterol

Masalah kolesterol jahat juga mampu diatasi oleh daun dari tanaman yang bisa bertahan hidup di tempat kering ini. Kamu bisa mengonsumsinya dengan merebusnya terlebih dahulu.

Kandungan serat larut dalam daun bidara diketahui mampu mengikat kolesterol dan membuangnya bersama kotoran.

9. Mengatasi Masalah Tidur

Punya masalah yang berhubungan tidur? Daun bidara mengandung saponin yang dipercaya bisa memberikan efek menenangkan. Mengonsumsi teh daun bidara bisa menghindari insomnia dan meningkatkan kualitas tidur.

Selain populer karena digunakan untuk hal-hal yang berbau mistik, khasiat daun bidara juga ternyata tidak bisa dipandang sebelah mata dan mampu memberikan manfaat nyata bagi kesehatan tubuh kita.


Sumber berita:
https://www.tokopedia.com/blog/manfaat-daun-bidara-hlt

Share:

Kamis, 14 Mei 2020

Sering Dikaitkan Sebagai Tanaman Pengobatan Sihir, Sejumlah Manfaat dan Khasiat Daun Bidara Ternyata Luar Biasa, Seperti yang Dijelaskan Dalam Al Quran



Tahukah Anda, ternyata daun bidara merupakan salah satu jenis tanaman yang berkhasiat. Di Indonesia, khususnya muslim, daun bidara dikenal sebagai tanaman yang ampuh dan berkhasiat mengusir sihir dan jin.Hal itu diyakini karena daun bidara kerap digunakan untuk pengobatan, ruqyah, termasuk pengobatan sihir.

Dilansir dari Banjarmasinpost, Ibnu Katsir menafsirkan surat Al Baqarah ayat 102.
Tafsiran ayat tersebut bagaimana fitnah syetan kepada Nabi Sulaiman menyebutkan disarankan untuk mengobati sihir digunakan 7 helai daun bidara. Kemudian 7 helai daun bidara itu ditumbuk halus, dicampurkan dengan air. Lalu air tersebut dibacakan ayat kursi, surat Al-Falaq, An-Nas, Al-Kafirun dan surat lainnya.

Terlepas dari perkara diatas yang belum diketahui dalil dasarnya.Keberadaan luar biasa manfaat dan khasiat daun bidara sudah diketahui dan dipergunakan Rasulullah SAW.Namun penggunaan daun bidara dimanfaatkan Rasulullah itu untuk membersihkan tubuh dari kotoran yang sulit dihilangkan. Seperti memandaikan jenazah atau membersihkan darah sisa haid untuk kalangan hawa.
Dilansir dari konsultasisyariah, diriwayatkan Ketika Zainab, putri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia.

Saat itu yang bertugas memandikan jenazah adalah Ummu Athiyah radhiyallahu ‘anha. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh Ummu Athiyah,

اغْسِلْنَهَا ثَلاَثًا أَوْ خَمْسًا أَوْ أَكْثَرَ مَنْ ذَلِكَ إِنْ رَأَيْتُنَّ ذَلِكَ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ

“Cuci jenazahnya 3 kali, 5 kali, atau boleh lebih dari itu, jika menurutmu dibutuhkan, dengan air dan daun bidara.” (HR. Bukhari 1253)

Selain digunakan membersihkan sisa darah haid, Rasulullah juga menganjurkan untuk berwudhu dengan air daun bidara, kemudian diguyur ke kepala.

تَأْخُذُ سِدْرَهَا وَمَاءَهَا فَتَوَضَّأُ ثُمَّ تَغْسِلُ رَأْسَهَا

“Wanita itu bisa mengambil daun bidara dicampur air, lalu berwudhu kemudian mencuci kepalanya…” (HR. Abu Daud 314 dan dishahihkan al-Albani)
Anjuran Rasulullah itu diungkapkan Rasulullah menyuruh wanita yang membersihkan sisa darah haid, agar digunakan bidara, dan cara mandi selepas haid.

Rupanya anjuran Rasulullah terkait manfaat dan khasiat daun bidara itu memang benar adanya. Tanaman daun bidara yang memiliki nama latin ziziphus mauritiana ini di dunia medis cukup dikenal di kalangan medis atau kesehatan.

Berikut ini 10 manfaat dan khasiat daun bidara untuk Kesehatan, dilansir dari dokter sehat :
  1. Menjaga Kesehatan Jantung. Dalam dunia Kesehatan, manfaat dan khasiat daun bidara sangat dikenal mampu menjaga kesehatan jantung. Diyakini air rebusan daun bidara cukup efektif mempengaruhi kesehatan jantung.
  2. Mempercepat penyembuhan luka. Kandungan senyawan dalam daun bidara memiliki sifat antiinflamasi dan antibakteri. Hal itu yang dapat membantu penyembuhan luka lebih cepat. Seperti luka sayatan, lecet atau goresan, bahkan luka bakar.Selain antiinflamasi, daun bidara juga memiliki senyawa glikosida yang mampu mempercepat regenerasi kulit.
  3. Menurunkan kolesterol. Salah satu manfaat dan khasiat daun bidara yang tak boleh terlewat yaitu mujarabnya daun bidara menurunkan kolesterol. Hal itu karena serat yang larut dalam air dari rebusan daun bidara dapat mengikat kolesterol.
  4. Baik untuk sistem pencernaan. Apabila air rebusan daun bidara dikonsumsi secara rutin diyakini baik untuk kesehatan sistem pencernaan. Hal itu lantaran sifatnya yang mengikat lemak jahat mampu mengeluar berbagai racun dalam pencernaan. Dari proses pengikatan tersebut akan dibuang langsung melalui feses, sehingga pula mencegah terjadinya infeksi atau peradangan pada saluran pencernaan.
  5. Mengobati Wasir. Tak jauh berbeda dari proses melancarkan sistem pencernaan, manfaat dan khasiat daun bidara juga mampu mengobati wasir.
  6. Mengatasi diabetes. Selanjutnya ternyata daun bidara juga memiliki manfaat dan khasiat untuk menurunkan kadar gula darah diabetes.Penderita diabetes disarankan mengonsumsi air rebusan daun bidara.
  7. Menurunkan berat badan. Mengonsumsi daun bidara secara rutin ternyata juga dikalim dapat membantu menurunkan berat badan. Hal itu karena senyawa dalam air daun bidara memberikan rasa kenyang lebih lama. Selain itu kandungannya membantu pembakaran lemak.
  8. Mengatasi Jerawat. Selain mengatasi kesehatan dalam tubuh, daun bidara juga mampu mengatasi masalah kesehatan kulit seperti jerawat. Daun bidara bisa dibuat masker. Kandungan dalam daun bidara dapat membantu meremajakan kulit dan melindungi dari sinar UV.
  9. Menghilangkan bakteri. Kandungan dalam daun bidara salah satunya antibakteri dan antiseptik. Hal ini yang menjadi manfaat mujarabnya membersihkan tubuh secara maksimal. Selain itu dengan alasan itu pula daun bidara kerap dijadikan sebagai bahan utama sabun. Adapun daun bidara juga sekaligus mengatasi bakteri di daerah kewanitaan. Bukan cuma daun sirih, daun bidara pun mampu mengatasi masalah keputihan yang dialami wanita.
  10. Merawat Rambut. Penggunaan daun bidara yang diguyurkan ke kepala dianjurkan Rasulullah ternyata berkhasiat merawat rambut. Daun bidara dijadikan air rebusan sebagai hair tonic. Rambut menjadi lebih kuat dan mencegah dari kerusakan dan rambut rontok.

Demikian itulah 10 manfaat dan khasiat daun bidara untuk Kesehatan.

Tanaman daun bidara ini memang dijelaskan dalam Al Quran.Keberadaan daun bidara disebutkan dalam Al-Quran merupakan sumber keberkahan dan rahmat dari Allah SWT.
Seperti yang terkandung dalam surat As Saba ayat 15-16.

لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ ۖ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ ۖ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ ۚ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ

"Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun".(QS As Saba:15)

فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ

"Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr/bidara."(QS As Saba:16)

Kemudian disebutkan pula dalam Surat Al- Waqiah ayat 28, sebagai berikut.
"Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak.” (Q.S Al- Waqiah:28).

Sumber Berita:
https://jabar.tribunnews.com/2019/11/21/disebut-ampuh-obati-penyakit-sihir-ternyata-ini-manfaat-daun-bidara-bagi-kesehatan-anjuran-rasul?page=4
Share:

Rabu, 29 April 2020

EKA DAN EKI TERHADAP COVID - 19


EKA DAN EKI

Beragam sikap orang terhadap wabah Covid-19.
Ada yang Ekstrim Kanan. Alias EKA. 
Ada pula yang Ekstrim Kiri. Atau EKI.
Kubu pertama mengatakan ngapain takut virus? Jalankan aktivitas seperti biasa. Cukup modal kita tawakal kepada Allah. Tidak perlu upaya macam-macam.
Sedangkan kubu kedua hanya menonjolkan usaha lahiriah. Hari-harinya diisi dengan obrolan tips ini dan itu. Seakan melupakan ‘peran’ Allah Ta’ala.
Sepanjang sejarah memang selalu ada dua kubu yang bertolak belakang. Padahal ajaran Islam senantiasa menganjurkan umatnya untuk mengambil sikap pertengahan.
Allah Ta’ala berfirman,
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا
Artinya: “Demikian pula, Kami telah menjadikan kalian (Umat Islam) sebagai umat pertengahan”. (QS. Al-Baqarah: 143)
Tawakal dan upaya lahiriah bukanlah dua hal yang kontradiktif. Sehingga tidak perlu dan tidak boleh untuk dipertentangkan.
Suatu hari seseorang berkonsultasi kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, perihal pengamanan ontanya. Apakah cukup dengan tawakal saja, lalu ontanya dilepas? Atau harus bagaimana?
Beliau menjawab,
اعْقِلْهَا وَتَوَكَّلْ
“Ikat ontamu! Lalu bertawakallah”. (HR. Tirmidzi. Hadits ini dinilai sahih oleh Ibnu Hibban)
Barangkali hadits di atas tidak asing bagi sebagian kita. Apalagi para ustadz. Namun rasanya dalam kondisi kekinian perlu untuk diingat kembali, dicermati, direnungi dan diaplikasikan.
Ternyata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak cukup hanya mengajarkan tawakal belaka. Namun juga memberikan arahan agar berikhtiar. Mengikat onta adalah bentuk upaya lahiriah untuk menjaganya.
Jadi, menjalankan upaya lahiriah adalah perintah agama. Bahkan tawakal tidak akan benar dan sempurna, tanpa adanya ikhtiar.
Maka, berupayalah semaksimal mungkin dalam pencegahan atau pengobatan Covid-19. Jalankan arahan para ahli kesehatan. Seperti rajin cuci tangan. Hindari kontak fisik langsung dengan orang lain. Jalankan social distancing. Jaga kebugaran tubuh. Dan yang semisal itu.
Namun, iringi seluruh upaya lahiriah di atas dengan tawakal kepada Allah Ta’ala. Sebab di tangan-Nya lah kendali segala sesuatu.
Rutinkan wirid-wirid perlindungan yang termaktub dalam al-Qur’an dan hadits.
Jika terpaksa harus keluar rumah, jangan lupa membaca doa keluar rumah. Sembari menanamkan keyakinan tentang dahsyatnya perlindungan dari Allah ‘azza wa jalla.
Pesantren Tunas Ilmu, Kedungwuluh, Purbalingga
Ustadz Abdullah Zaen, Lc., M.A.
Sumber berita:
https://pengusahamuslim.com/6990-eka-dan-eki-terhadap-covid-19.html#more-6990
Share:

Kamis, 23 April 2020

Hukum Ruqyah Sebagai Profesi dan Mendirikan Tempat Praktek


Ruqyah adalah mengobati orang yg terkena kesurupan gangguan atau kemasukan jin. Ruqyah syar`iyah adalah mengobati orang yg terkena kesurupan gangguan atau kemasukan jin dgn cara-cara yg di syariatkan Islam yaitu dgn ayat-ayat Alquran Asma`ul husna do`a-do`a yang berasal dari Alquran dan hadis. Islam melarang ruqyah dgn bantuan dukun sihir jin dan cara-cara lain yg bertentangan dgn Islam.

Nabi mengizinkan ruqyah dgn Alquran dzikir-dzikir dan do`a-do`a selama tidak menngaundung syirik atau perkataan yg tidak bisa dimengerti maknanya.Berdasarkan hadis di bawah ini Dari `Auf Bin Malik Ia berkata Kami meruqyah di masa jahiliyyah lalu kami berkata Wahai Rasulullah! Bagaimana pendapat Anda tentang hal itu?` Beliau menjawab Perlihatkanlah ruqyah kalian kepadaku. Tidak mengapa melakukan ruqyah selama tidak mengandung syirik.

Para ulama telah bersepakat membolehkan ruqyah apabila menurut kategori yg disebutkan tadi serta menyakini bahwa ia adl sebagai sebab tidak ada pengaruh baginya kecuali dgn taqdir Allah. Adapun menggantungkan sesuatu di leher atau mengikatnya di salah satu anggota tubuh seseorang jika bukan berasal dari Alquran hukumnya haram bahkan syirik. Berdasarkan hadits di bawah ini Dari Imran bin Al Husain bahwa Nabi melihat seseorang di tangannya ada gelang dari kuningan. Beliau bersabda Sesungguhnya ia tidak menambahkan anda selain kelemahan lemparkanlah dari anda. Sesungguhnya jika anda meninggal dan dia tetap bersama anda anda tidak akan beruntung selamanya.

Dan hadis yg diriwayatkan dari Uqbah bin Nafi` dari Nabi beliau bersabda Barang siapa yg meanggantung tamimah semoga Allah tidak mengabulkan keinginannya dan barang siapa menggantung wada`ah semoga Allah tidak mmberi ketenangan padaa dirinya. Dari Ibnu mas`ud saya mendengar Rasulullah bersabda sesungguhnya ruqyah tama`im dan tiwalah adl syirik. Barang siapa menggantungkan tamimah berarti dia telah berbuat syirik.

Jika yg digantungkan adl dari ayat-ayat Al Quran maka pendapat yg shahih adalahdilarang pula karena tiga alasan yaitu :
  1. Bersumber dari hadits-hadaits nabi yg melarang menggantungkan tamimah dan tidak ada dalil yg mengkhususkannya.
  2. Menutup jalan karena hal itu bisa membawa kepada menggantungkan yg bukan dari Alquran.
  3. Jika ia menggantungkan dari yg demikian itu menjadi penghinaan dgn membawa serta di waktu buang air istinja` dan jima` serta yg semisal dengannya.
1. Hukum Mengambil Upah dari Meruqyah 

Perlu diketahui bahwa bacaan ruqyah tidak akan berguna terhadaap orang yg sakit kecuali dgn beberapa syarat 

Pantasnya orang yg meruqyah adalah seorang yg baik shalih istiqamah dalam melaksanakan yg wajib sunah menghindari yg haram dan syubhat.
Tidak menentukan upah atas orang yg sakit menjauhkan diri dari mengambil upah yg lebih dari kebutuhannya. Maka semua itu lebih mendukung kemanjuran ruqyahnya.
Mengenal ruqyah-ruqyah yg dibolehkan dalam syariat.
Orang yg sakit adalah orang yg sholeh baik istiqamah dalam beragama dan jauh dari yg diharamkan.
Orang yang sakit menyakini bahwa Al Quran adalah pernawar rahmat dan obat yg berguna

2. Seharusnya Seorang raaqi/peruqiah berbuat baik degan ruqyahnya untuk manfaat kaum muslimin dan mengharapkan pahala dari Allah dalam mngobati umat islam yg sakit menghilangkan bahaya dari mereka dan tidak mengharapkan upah atas ruqyahnya. Tetapi ia menyerahkan perkaranya pada pasien. Jika mereka memberikan kepadaya melebihi jerih payahnya ia mesti bersikap zuhud dan mengembalikannya, bila si pemberi ikhlas tidak mau di kembalikan boleh di ambil. Yang tidak semua peruqyah dapat terima adalah Jika upahnya kurang dari haknya ia mesti membiarkan kekurangannya(Ikhlas kerena Allah semata dan jangan kecewa). 

Syekh Abdullah Al Jibrin berkata "Tidak ada halangan mengambil upah atas ruqyah syar`iyyah dgn syarat kesembuhan dari sakit". Dalinya adalah hadits riwayat Abu Sa`id bahwasannya teman mereka meruqyah pemimpin suku tersebut setelah ada kesepakatan antara mereka atas upah sekelompok kambing lalu mereka pun menepatinya. Nabi bersabda Bagilah dan tentukanlah satu bagian untukku bersama kalian. { H.R. Bukhari Muslim }. Sesungguhnya upah yg paling pantas kamu ambil adalah kitabullah.

Beliau menetapkan kepada mereka penentuan syarat dan mereka pun memberikan bagian untuk beliau sebagai tanda kebolehannya namun degan syarat ia melakukan ruqyah syar`iyyah. Jika bukan ruqyah syar`iyyah maka tidak boleh.

dan tidak disyariatkan melainkan setelah selamat dari sakit { setelah sembuh } dan hilangnya penyakit. Dan yg utama dalam membaca ruqyah adalah tidak memberi syarat dan melakukan ruqyah utk manfaat orang-orang beriman serta menghilangkan bahaya dan sakit. Dan jika memberikan syarat maka janganlah memberikan syarat yang ketat namun sekadar keperluan mendesak.

Hadits Abu Sa`id Al Khudry tersebut adalah menunjukkan bolehnya ruqyah dan mengambil upah atasnya. Syaikh Abdullah Al Jibrin juga mengatakan "Kami katakan bahwa sesungguhnya dokter yg mengobati apabila mensyaratkan upah tertentu maka harus disyaratkan sembuh dan selamat dari sakit yg ditanganinya kecuali apabila mereka sepakat utk memberikan senilai biaya pengobatan dan obat-oabatan". Adapun jimat semacam ini pada dasarnya adalah ruqyah maksudnya membacakan atas pasien serta meludah disertai sedikit air liur. Demikian pula penulisan ayat-ayat di kertas dan seumpamanya dgn air za`faran boleh mengambil upah atas yg demikian sebagai imbalan obat-obatan. Dan seperti ini air bersih dan minyak. Apabila dibacakan ayat-ayat Al Quran padanya maka boleh baginya mengambil nilai biasanya tanpa berlebih-lebihan dalam penetapan tarif yg tidak sebanding.

3. Hukum Ruqyah Sebagai Profesi dan Mendirikan Tempat Praktek untuknya Syaikh Shalih Al fauzan pernah ditanya Apa pendapat Syaikh tentang orang yg membuka praktek pengobatan dgn bacaan ruqyah?.

Beliau menjawab " Ini tidak boleh dilakukan karena ia membuka pintu fitnah membuka pintu usaha bagi yg berusaha melakukan tipu muslihat". Ini bukanlah perbuatan As-Salafush Shalih bahwa mereka membuka rumah atau membuka tempat-tempat untuk tempat praktek. Melebarkan sayap dalam hal ini akan menimbulkan kejahatan kerusakan masuk di dalamnya dan ikut serta di dalamnya orang yg tidak baik. Karena manusia berlari di belakang sifat tamak ingin menarik hati manusia kepada mereka kendati dgn melakukan hal yang diharamkan. Dan tidak boleh dikatakan Ini adalah orang shalih.
Karena manusia mendapat fitnah semoga Allah memberi perlindungan. Walaupun dia orang shalih maka membuka pintu ini tetap tidak boleh.

4. Banyak manusia berkenyakinan tentang kekhususan tertentu yg dimiliki oleh orang yang telah melakukan ruqyah sehingga mereka mempunyai anggapan terhadap raaqi/peruqiah tentang apa-apa yg dibaca ketika sedang meruqyah. Aslinya dalam syariat Islam adalah saddu dzari`ah krarena pekerjaan ruqyah ini kadang-kadang membuka pintu kejahatan dan kesesatan bagi ahli Islam. Cara-cara seperti ini {mengambil ruqyah sebagai profesi} tidak pernah ada dari Nabi SAW  dan tidak pula dikerjakan oleh satupun dari sahabatnya serta tidak pernah dikerjakan salah seorang dari ahli ilmu dan ahli kemuliaan walaupun mereka ada keperluan. Pada dasarnya kita harus mengikuti dan mencontoh mereka {Nabi para sahabatnya ahli ilmu dan ahli kemuliaan}. 

5. Pada dasarnya bila seseorang menjadikan ruqyah sebagai profesi ia akan disibukkan oleh urusan ini dan meninggalkan urusan-urusannya yg lain.

Terkecuali bila seseorang tadi mempunyai pekerjaan dan tidak menjadikan ruqyah sebagai profesinya serta tidak membuka praktek maka hal itu boleh-boleh saja. Dan dia hanya melanyani masyarakat yg membutuhkan bantuannya untuk diruqyah karena diganggu Jin/setan.

Dia niatkan ruqyahnya untuk tolong menolong dalam kebaikan amar ma`ruf nahi munkar memerangi setan dan jin yg mengganggu manusia dan mengharapkan ridha Allah semata.Dia tidak mengharapkan upah dari manusia dan tidak menetapkan tarif besar kecilnya dari manusia. Bila di tengah-tengah ia meruqyah ada yg ikut {maksudnya adalah diberi upah} maka bila ia memerlukan boleh diambil. Dan bila ia tidak memerlukannya karena sudah merasa cukup maka boleh tidak diambil sebagai sikap zuhud pada apa yg ada ditangan manusia. Karena pada dasarnya ia hanya mengharapkan ridha Allah dan wajah-Nya serta menolong manusia yg membutuhkan bantuannya. Melakukan ruqyah dgn niat seperti ini adalah dibolehkan dan disyariatkan .

Adapun bila ia melakukan ruqyah hanya dipakai sebagai profesi saja membuka praktek dan memasang tarif yang tinggi serta tidak ada unsur untuk membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongannya. Maka meruqyah degan niat seperti ini jelas bertentangan dgn syariat. Wallahu A`lam Bish Shawab.

Sumber Bacaan:

1. Zadul Ma`ad Ibnu Qayyim Al Jauziyyah.

2. Fathul Majid Syarah Kitab Tauhid Syekh Muhammad bin Abdul Wahab.

3. Al Qaul Mufid Fi Kitabut Tauhid Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin 4. Syarah Kitab Aqidah At Thawiyyah Imam Abil Izz 5. Fatwa-fatwa terkini Imam Baladul Haram.

6. Aqidah Mukmin Syaikh Abu Bakar Al Jazaairi.

7. Minhaj Al-Syar`i Fi `Ilaaji Al Massi Wa Al Shura`i.

8. Fataawa Lajnah Daaimah.

9. Alam Jin dan Manusia Ustadz Abu Umar Abdillah.

10. Fathul Bari Imam Ibnu Hajar.

11. Shahih Muslim Syarah Imam Nawawi.

12. Idhaahu Ad Dalaalah Fii `Umuumi Al risalah.

sumber file al_islam.chm
Share:

Senin, 27 Agustus 2018

Jin Kabur Setelah Gadis Cantik Ini Diminumi Air Celupan Daun Bidara

Mauly telah sembuh dengan meminum air ruqiah daun bidara

Sudah banyak kenyataan orang yang di sembuhkan dengan mengkonsumsi daun bidara, bukan hanya di Indonesia akan tetapi di seluruh dunia banyak yang sudah di sembuhkan dengan daun tersebut. Kejadian kesembuhan salah satunya di Kota Banjarmasin, malam itu Idawati mendapat kabar dari teman adiknya bahwa sang adik Mauly berlaku aneh. Setelah dicek ke rumah ternyata adiknya kesurupan.

Segera Idawati mencoba menyadarkan Mauly. Tapi doa-doa yang ia bacakan tak membuat adiknya sadar. Malah Idawati merasakan hal tak lazim di tubuhnya.

"Saat itu kondisi saya memang lagi tidak enak badan, tidak tahu kenapa pandangan saya jadi kosong dan tubuh agak terasa ada yang mendekat," ujar warga Jl A Yani Km6, Banjarmasin ini.

Idawati masih ingat ia sempat beristighfar, namun sesaat kemudian ia tak bisa lagi berucap dan selanjutnya tak sadarkan diri.

Menurut kesaksian suaminya yang ada saat kejadian, Idawati juga turut kesurupan seperti 'tertular' adiknya.

"Kata suami saya, sekitar dua jam saya kerasukan jin. Tidak kurang lima jin bergantian merasuki dengan berbagai tingkah aneh," ungkapnya.

Di tengah kebingungan mengatasi kondisi Mauly dan Idawati, ada anggota keluarga yang menyarankan agar mencari daun bidara.

Setelah didapatkan, daun-daun yang masih lengkap dengan rantingya itu dipukulkan anggita keluarganya ke badan Mauly maupun Idawati.

Seketika keduanya menjerit, namun tak jua sadar. Hingga akhirnya daun bidara tadi direndam ke gelas berair dan dibacakan Al Fatihah serta ayat Kursi.

Air rendaman daun bidara diminumkan. Seketika Idawati yang berlaku seperti ular berusaha menutup mulut dan air pun diteteskan sampai kemudian mulutnya terbuka.

'Kata suami saya, semula saya yang berlaku seperti ular sambil mendesis, tak berapa lama tersadar," tukasnya.
Pengalaman nyata ini membuktikan bahwa gangguan jin yang merasuk ke tubuh manusia atau istilahnya kesurupan memang dapat disembuhkan dengan daun bidara.

Daun bidara sangat tidak disukai oleh bangsa jin. Meski demikian tak jarang para jin juga suka merusak pohon bidara.


Lokasi Jual Bibit Pokoh Bidara Khususnya di  Kota Pekanbaru silahkan Klik http://tanamanalamiherbal.blogspot.com


Sumber: http://banjarmasin.tribunnews.com/

Share:

Minggu, 26 Agustus 2018

Terungkap, Pohon Mahkota Duri Yesus(Ziziphus spina-Christi/Pohon Bidara) Tahan Perubahan Iklim Ekstrim


Terungkap, Pohon Mahkota Duri Yesus

(Ziziphus spina-Christi/Pohon Bidara/Pohon Suci/Pohon Surga) 

Tahan Perubahan Iklim Ekstrim


Dr. Shabtai Cohen menyemprot air ke dahan berduri pohon Thorn Jujube di laboratoriumnya di Pusat Penelitian Pertanian Volcani di Beit Dagan, Israel, 8 Maret 2018.
Peneliti Israel mengungkapkan pohon yang rantingnya berduri lalu dirangkai menjadi mahkota duri Yesus Kristus ketika akan disalibkan adalah jenis pohon yang sanggup melawan perubahan iklim  ekstrim.
Pohon yang diberi nama Ziziphus Spina Chirsti  adalah sejenis tumbuhan unik yang dapat tetap bertahan hidup meski diterpa cuaca buruk. 
Di tengah terik matahari menerpa lereng tandus di sekitar Yerusalam, pohon itu tidak terpengaruh dan justru berbuah banyak dan daunnya berwarna hijau. Pohon ini juga menyediakan makanan untuk lebah dan serangga. 
Shabtai Cohen dari Pusat Penelitian Pertanian Vulkanik Israel yang meneliti perubahan iklim di perbukitan Yerusalem mempelajari tentang pohon Ziziphus Spina-Christi atau umumnya dikenal sebagai Thorn Jujube memiliki sifat tahan banting terhadap peningkatan suhu dan kegersangan.
Cohen  dan peneliti lain dari Institut Nasional Prancis untuk Penelitian Pertanian dan para peneliti di Universitas Ibrani Israel percaya Thorn Jujube memiliki daya serap tinggi terhadap air dari bawah tanah. Selain itu pohon ini mempertahankan kemampuannya untuk berfotosintesis saat suhu tinggi dan radiasi matahari.
"Ini adalah salah satu dari beberapa spesies yang dapat kita tanam di lereng-lereng tandus," kata Cohen seperti dilansir Reuters, Jumat, 30 Maret 2018. 
Menurut Cohen, dirinya akan mempelajari struktur dan sifat pohon itu untuk membantu pembiakan jenis serupa di masa depan. Para peneliti dan tentunya Cohen, berharap pohon yang rantingnya dipakai jadi mahkota Yesus Kristus,  dapat membantu mendukung kehidupan di daerah yang terancam oleh perubahan iklim ekstrim.

Abstrak
Artikel ini menyurvei bidara atau sidr. Desf. di Timur Tengah dari berbagai aspek: sejarah, agama, filologis, sastra, linguistik, serta farmakologis, antara Muslim, Yahudi, dan Kristen. Disarankan bahwa ini adalah spesies pohon hanya dianggap "suci" oleh Muslim (semua individu dari spesies yang dikuduskan oleh agama) selain statusnya sebagai "pohon suci" (pohon tertentu yang dihormati karena peristiwa sejarah atau magis berhubungan dengan mereka, terlepas dari identitas botani mereka) di Timur Tengah. Pohon tersebut juga memiliki status khusus sebagai "pohon yang diberkati" di antara Druze.

Pengenalan Bidara atau Sidr.
Adalah pohon cemara tropis asal Sudan. Tumbuh di Israel di semua lembah dan dataran rendah, dan biasanya terbatas pada ketinggian rendah di bawah 500 m dpl. Pohon dan bagian-bagiannya tampaknya telah digunakan dalam industri Firaun (pertukangan), diet, dan dalam kedokteran. Buah kadang-kadang dibuat menjadi roti. Petani Mesir membuat roti yang sama hingga akhir awal abad ke-20 bidara atau sidr yang telah disebutkan dalam sumber-sumber klasik. Para ahli botani Yunani. Theophrastus (4-3 abad SM) menulis, "(Mesir) 'Bidara lebih dari semak seroja mungkin Ziziphus teratai, Tetapi memiliki daun seperti pohon dengan nama yang sama, tetapi buah yang berbeda, untuk itu tidak datar, tapi bulat dan merah, dan dalam ukuran yang besar sebagai buah dari cedar berduri atau sedikit lebih besar, tetapi memiliki batu yang tidak dimakan dengan buah, seperti dalam kasus delima, tapi buahnya manis, dan, jika seseorang menuangkan anggur di atasnya, mereka mengatakan bahwa itu membuat anggur menjadi manis ".  Pliny (1 abad) menyebutkan pohon dibandingkan dengan spesies terkait: "Daerah peringkat cryonic teratai bawah sendiri-duri Kristus" ].Spesies ini umum sering disebutkan dalam Kristen serta tradisi Muslim, dan juga dicatat oleh para peziarah yang mengunjungi Tanah Suci selama beberapa generasi. 

Oleh karena itu kita dapat mengatakan bahwa spesies ini "baik direndam" dalam cerita rakyat setempat serta obat etno dari hampir semua kelompok etnis yang tinggal di Tanah Israel. Ahli botani ahli dalam Alkitab terus-menerus terlibat dalam perdebatan besar tentang apa yang merupakan "semak duri" atau "duri" (Hakim-hakim 9; 14-15), "duri" (Matius 27:27-29) dan "mahkota duri" (Yohanes 19:5). Berdasarkan tradisi lokal dan sumber-sumber lama, hari ini kutipan biasanya dipertimbangkan sebagai Z. spina-Christi [5-7].Quran disebutkan pohon dua kali (LIII: 13-18; LVI: 28-32), sedangkan pohon  bidara umumnya diidentifikasi sebagai Z. spina-Christi dan oleh spesies ini sangat dihormati oleh umat Islam melalui Timur Tengah . Pohon ini telah banyak digunakan sebagai tanaman buah dan sebagai tanaman obat sejak jaman dahulu dan masih digunakan saat ini.

Tujuan makalah ini adalah untuk meninjau status ethnobotanical saat Z. spina-Christi di Israel, berdasarkan studi lapangan kami, sehubungan dengan literatur historis dan saat ini.Bahan dan metode

Dalam tradisi Kristen pohon itu diidentifikasi dengan duri semak dengan yang Yesus dinobatkan sebelum penyaliban-Nya (Matius 27:28-29, Yohanes 19:05, Markus 15:17). Ini juga merupakan sumber untuk nama ilmiah (spina-Christi).Pohon itu jarang terjadi di sekitar Yerusalem (A. Shmida, komunikasi pribadi 10 Mei 2004). Tapi Henry Baker Tristram menulis bahwa dia melihat sebuah pohon di lembah Kidron, di luar kota, meskipun dalam bentuk semak kecil [18]. Tristram memberikan baik bahasa Arab dan nama ilmiah; jadi mungkin, dia erat biasa dengan spesies ini. Perdebatan mengenai identitas "mahkota duri" dalam Perjanjian Baru adalah berumur panjang, dan berbagai tanaman telah diusulkan sebagai calon.
Sumber dari Islam
Al-Qur'an mengatakan, "Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar."(An-Namj 56: 13-18).Satunya referensi lain untuk pohon bidara yang berada dalam surah Al-Waqi'ah, Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidarayang tak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya),"(Al-Waqi'ah: 28-32).

Pohon suci ditemukan di Timur Tengah disebut Sidr, nama yang diberikan dalam Al Quran. Sedangkan oleh para peziarah Kristen di sebut sebagai Kristus Thorn Jujube (Ziziphus spina-Christi).Kristus Thorn Jujube dalam literatur abad pertengahan Levantine. Muslim serta Kristen peziarah dan wisatawan telah menggambarkan Z. spina-Christi sebagai pohon besar yang tumbuh di Tanah Israel. 

Pohon itu biasanya direkam untuk keperluan dan sebagai simbol kesucian. Para peziarah mengambil cabang pohon itu kembali ke tanah air mereka sebagai oleh-oleh dengan keyakinan bahwa mahkota duri Yesus dibuat dari cabang-cabang tersebut. 
Estori ha-Parhi, misalnya, yang mengunjungi Tanah Israel selama periode Mamluk (13-16 abad), menulis bahwa "rimin" adalah "nabaq" dalam bahasa Mesir dan "dum" di tanah Kanaan , dan juga pohon bernama "Sidar".

Dalam literatur medis jujube abad pertengahan yang sering muncul dalam berbagai nama, seperti "Sidar" atau "tsal", sedangkan buah ini disebut "nabaq" atau dum ".Jelas bukti penggunaan obat dan nilai ekonomi dari pohon di Tanah Israel selama periode abad pertengahan ditemukan dalam dokumen Temple Mount: Sidar fitur dalam daftar zat obat yang dijual oleh "atarin" (obat vendor) dalam pasar Yerusalem selama periode Mamluk.

Catatan sumber lain bahwa para wanita Mesir dan al-Sham wilayah [Levant] digunakan untuk menyisir rambut dengan "Sidar".Kristus Thorn Jujube sebagai tanaman berguna di Levant. Ethnopharmacology dari Jujube Thorn KristusPohon dan berbagai bagiannya telah menjadi sumber penting untuk obat-obatan sejak jaman dahulu. 

Obat penggunaan Jujube Thorn KristusKristus Thorn Jujube sebagai pohon suciSebuah legenda Muslim tua bercerita tentang Jujube Thorn sebuah Kristus yang tumbuh di surga dan memiliki daun sebanyak ada manusia. Setiap daun membawa nama orang tertentu dan orang tuanya. Setiap tahun, suatu hari di tengah bulan Ramadhan, hanya setelah matahari terbenam, pohon itu terguncang. Nama-nama pada daun yang jatuh adalah dari mereka yang menghadapi kematian di tahun mendatang. Proses pembusukan daun 'Intimates waktu kematian mereka, beberapa daun mengering dan jatuh segera sementara yang lain layu perlahan, menandakan saat orang tersebut telah meninggalkan.

Legenda ini mencerminkan rasa hormat di mana umat Islam memegang pohon Thorn Jujube semua Kristus, dimanapun mereka berada. Tidak heran bahwa pohon itu telah menerima begitu banyak perhatian dalam cerita rakyat Arab di Tanah Israel di masa lalu, dan terus melakukannya sampai sekarang.Jujube Thorn Kristus yang dianggap pohon suci di Israel. Ketika pohon mencapai tahun ke-40 nya, orang-orang kudus duduk di bawahnya, sehingga orang-orang kudus akan menghancurkan siapapun yang berani menebang pohon atau salah satu cabang-cabangnya. Ada sebuah cerita bahwa "setiap Kamis malam musik dari beberapa instrumen terdengar berasal dari pohon Jujube beberapa Kristus Thorn cerita lain mengatakan kepada dan dicatat di Tanah Suci menceritakan bahwa lampu terlihat setiap Kamis malam di antara cabang-cabang pohon beberapa dekat." N 'an'a "(Na'an) dan' Aqir" ('Aqron).Kehadiran orang-orang kudus di bawah pohon Thorn Jujube Kristus disampaikan kekudusan mereka ke pohon, seperti yang terjadi dengan spesies lain pohon. Namun, tidak ada jenis pohon lain yang disebutkan di Tanah Suci sebagai disukai oleh orang-orang kudus.

Di Kabul, sebuah desa di Western Galilea: "Lampu dinyalakan setiap Kamis malam di antara cabang-cabang pohon Jujube Thorn Kristus yang besar itu yang di desa Kemudian para darwis sufi mengadakan upacara zikir mereka (tarian Sufistik khusus. pertemuan) di bawah pohon ini. Mereka berkumpul di sana dari berbagai desa sekitar itu, dan pohon itu memiliki syekh sendiri, yang tidak dikenal di desa kami. Penduduk desa merasa takut untuk mendekati pohon itu, kecuali satu wanita tua yang akan membawa makanan dan daging untuk para darwis, sebagai hadiah dari rakyat setempat pohon itu berdiri. di desa hingga 1950-an.Pada pohon Jujube kali Kristus Thorn digunakan untuk menandai batas antara perkebunan dari desa-desa tetangga sesuai dengan kepercayaan umum bahwa pagar sekitar Paradise dibangun dari kayu Jujube Thorn Kristus.Sikap khusus untuk Jujube Thorn Kristus di Tanah Suci dapat diringkas dan dijelaskan sebagai kepercayaan tradisional bahwa pohon itu harus dihargai dan dihormati karena mungkin tuan rumah orang-orang kudus tertentu atau alkohol lainnya. Dalam kata-kata 'Abu Tahir Antar (Tamra, 14 Juni 2004), "Pohon Sidr adalah seperti syekh", dan Anda harus membayar menghormati seperti yang akan Anda orang tua.Dalam Islam modern, duduk di bawah pohon Jujube Thorn sebuah Kristus Kristus duri dianggap beruntung, karena Nabi melihat pohon seperti di surga.

Di Iran, Irak, India, dan barat daya Arab Saudi mayat Muslim mati dicuci dengan air yang Thorn Kristus daun Jujube telah basah kuyup. Tujuannya adalah untuk menjaga tubuh dan memuaskan para malaikat . 




Nara sumber :
https://dunia.tempo.co
https://international.sindonews.com/
Share:

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Halaman

Mengenai Saya

Gunakan yang alami

9 Manfaat Daun Bidara: Sembuhkan Luka hingga Turunkan Kolesterol